
Palemahan.com-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah belakangan ini banyak mendapat sambutan positif. Namun, di balik manfaat sosialnya, para ahli lingkungan mulai mengingatkan agar limbah dari dapur MBG juga mendapat perhatian serius.

Prof. Dr. Ir. Isril Berd, pakar lingkungan dari Universitas Andalas (Unand), menyampaikan bahwa limbah dapur — baik cair maupun padat — tidak boleh dibuang sembarangan. Menurutnya, pengelolaan limbah yang baik perlu dilakukan melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL) agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
“Air bekas dari kegiatan masak sebaiknya tidak langsung dialirkan ke parit atau sungai. Limbah seperti itu bisa membawa bakteri dan virus. Idealnya ditampung dan disterilisasi dulu lewat sistem IPAL,” ujarnya, Rabu (8/9/2025).
Prof. Isril menjelaskan, sistem IPAL tidak harus rumit. Bisa dibuat kolam penampungan sederhana yang berfungsi mensterilkan limbah cair sebelum dibuang ke saluran umum. Dengan begitu, air yang keluar sudah aman dan tidak menimbulkan bau.
Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan limbah padat dari dapur MBG. Sisa makanan dan sayuran bisa dimanfaatkan sebagai pakan maggot atau bahan kompos, sementara sampah plastik dan anorganik lain sebaiknya dikumpulkan untuk didaur ulang.
“Kalau limbah dapur tidak diolah, bisa cepat membusuk dan menimbulkan masalah kesehatan. Jadi pengelolaan limbah ini penting agar program MBG benar-benar membawa manfaat tanpa dampak negatif bagi lingkungan,” tegasnya.
Prof. Isril berharap, pengelolaan limbah dapat menjadi bagian dari sistem kerja dapur MBG di berbagai daerah. Ia menilai, hal ini bukan hanya soal teknis, tapi juga tanggung jawab moral untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
SUMBER : RRI










VIDEO
