Palemahan.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM) dengan mendorong penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) berbasis standar internasional ISO 9001:2015. Upaya ini diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) sebagai bagian dari strategi pengembangan usaha berkelanjutan.
Menurut Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, implementasi sistem manajemen mutu bukan hanya sekadar peningkatan kualitas produk, melainkan transformasi menyeluruh dalam pengelolaan bisnis IKM. “Dengan menerapkan manajemen mutu, pelaku IKM mampu memenuhi ekspektasi konsumen secara konsisten karena seluruh bagian organisasi terlibat dalam pencapaian tujuan bersama,” ujar Reni dalam pernyataan resminya di Jakarta, Kamis (21/8/2025).
SMM Meningkatkan Kredibilitas dan Peluang Pasar
Reni menjelaskan bahwa manajemen mutu menyentuh berbagai aspek operasional bisnis, mulai dari budaya kerja, pengelolaan sumber daya manusia, hingga proses produksi dan perbaikan berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya menjadikan ISO 9001:2015 sebagai acuan utama dalam membangun sistem tersebut.
“Dengan fondasi sistem manajemen mutu yang kokoh, IKM tidak hanya lebih profesional, tetapi juga memiliki peluang lebih besar masuk ke dalam rantai pasok industri besar maupun pasar ekspor,” tambahnya.
Lokakarya ISO 9001:2015 untuk IKM Sandang
Sebagai langkah konkret, Ditjen IKMA menggelar webinar bertajuk “Workshop Awareness ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu” pada Rabu (20/8/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 118 peserta yang terdiri dari pelaku IKM sandang serta para pembina industri. Acara ini juga melibatkan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB), dengan menghadirkan dua pembina industri ahli muda, Demas Yogo Pranoto dan Vivin Atika, sebagai narasumber.
Dalam sambutannya, Reni menyampaikan bahwa pemahaman terhadap standar ISO sangat krusial untuk membangun kepercayaan konsumen, memperluas akses pasar, serta menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di sektor sandang.
Pemahaman Klausul ISO untuk Implementasi Bertahap
Sementara itu, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menambahkan bahwa lokakarya tersebut mengupas tuntas tujuh prinsip utama dalam ISO 9001:2015, antara lain: fokus pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan personil, pendekatan proses, perbaikan berkelanjutan, pengambilan keputusan berbasis bukti, dan manajemen hubungan.
“Kami ingin pelaku IKM memahami konsep ini terlebih dahulu. Setelah itu, mereka bisa mulai menerapkannya secara bertahap agar bisa bersaing lebih kuat di pasar domestik maupun global,” jelas Budi.
Arah Kemitraan IKM dan Industri Besar
Menurut Budi, penerapan SMM merupakan bagian dari strategi jangka panjang Kemenperin dalam membangun kemitraan antara IKM dan industri besar. Hal ini sangat relevan terutama di sektor sandang yang mencakup berbagai komoditas seperti konveksi, fesyen, pakaian olahraga, serta wastra seperti batik dan tenun.
“Banyak IKM yang selama ini menghadapi tantangan dalam hal biaya produksi, kualitas, dan ketepatan pengiriman. Dengan memahami prinsip manajemen mutu, IKM dapat memperbaiki sistem kerjanya, meningkatkan efisiensi, menjaga konsistensi produk, dan memenuhi tenggat waktu,” pungkas Budi.