Palemahan.com-Google resmi memperkenalkan layanan baru di platform cloud-nya berupa pelacak emisi karbon serta akses citra satelit untuk analisis lingkungan. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Google dalam mendukung perusahaan agar lebih transparan sekaligus mampu menekan jejak karbon mereka.
Dikutip dari Reuters, inovasi tersebut diumumkan saat konferensi tahunan pelanggan Google Cloud yang digelar secara virtual akibat pandemi. Layanan ini juga menjadi strategi Google untuk bersaing dengan penyedia cloud besar lainnya seperti Microsoft dan Amazon yang sama-sama mengedepankan teknologi ramah lingkungan.
Melalui fitur pelaporan jejak karbon, pengguna akan mendapat informasi detail mengenai emisi dari penggunaan listrik untuk penyimpanan maupun pemrosesan data di layanan cloud. Google bahkan akan memberi peringatan khusus jika ada energi yang terbuang sia-sia akibat layanan cloud yang tidak digunakan secara aktif.
Selain itu, Google juga membuka akses Google Earth Engine untuk sektor bisnis. Sebelumnya, sejak 2009 layanan ini banyak digunakan peneliti, pemerintah, hingga lembaga advokasi lingkungan. Dengan ketersediaan data geospasial skala besar seperti Landsat dan perangkat analisis bawaan, perusahaan kini bisa memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan, termasuk pemantauan rantai pasok berkelanjutan dan perencanaan menghadapi cuaca ekstrem.
Menurut Jen Bennett, Direktur Teknis Google Cloud, teknologi ini bukan hanya relevan untuk penelitian, tetapi juga membuka peluang besar di sektor komersial. Salah satu contoh penggunaannya datang dari Unilever yang dalam setahun terakhir menguji Earth Engine untuk melacak sumber minyak sawit di Indonesia.
Dengan hadirnya inovasi ini, Google berharap bisa membantu lebih banyak perusahaan menerapkan strategi bisnis berkelanjutan serta menekan risiko dari perubahan iklim global.