Palemahan.com – DKI Jakarta tengah menyiapkan Early Warning System (EWS) polusi udara, sebuah teknologi yang dapat memantau kualitas udara secara real-time sekaligus memprediksi kondisi udara hingga tiga hari ke depan. Sistem ini diharapkan menjadi acuan bagi kebijakan pemerintah sekaligus perlindungan kesehatan warga dari dampak buruk pencemaran udara.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa EWS tidak hanya menyajikan data kualitas udara, tetapi juga menyertakan rekomendasi langkah mitigasi. Misalnya, penggunaan masker, pembatasan aktivitas luar ruangan, hingga himbauan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
“Melalui sistem ini, warga bisa langsung mengetahui kondisi udara dan langkah apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi risiko paparan polusi,” ujar Asep.
Ia menegaskan, pengendalian polusi tidak cukup hanya mengandalkan kebijakan berbasis data. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting, salah satunya dengan beralih menggunakan transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki.
Sementara itu, Direktur Clean Air Asia Indonesia, Ririn Radiawati Kusuma, menilai efektivitas EWS akan sangat bergantung pada perubahan perilaku warga. Menurutnya, kebijakan seperti pemberlakuan transportasi umum gratis ketika polusi tinggi tidak akan efektif jika masyarakat tetap enggan meninggalkan kendaraan pribadi.
“Faktor terbesar penentu keberhasilan sistem ini adalah perilaku manusia,” tegas Ririn.
Ia juga mendorong sektor swasta dan institusi pendidikan untuk ikut berkontribusi. Salah satunya dengan menerapkan work from home (WFH) atau pembelajaran jarak jauh saat kualitas udara berada di level berbahaya.
Dengan adanya EWS, Pemprov DKI berharap masyarakat bisa lebih siap menghadapi ancaman polusi sekaligus mendorong terwujudnya udara Jakarta yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Sumber : tribunjakarta