
Palemahan.com-Indonesia bakal melangkah ke babak baru waste to energy (WTE) dalam pengelolaan sampah. Perusahaan energi hijau Danantara Indonesia tengah menyiapkan proyek besar untuk mengubah sampah menjadi listrik.
Proyek ini akan dijalankan di 33 kota di seluruh Indonesia, dan disebut-sebut sebagai salah satu langkah konkret menuju energi bersih serta solusi jangka panjang atas masalah limbah nasional.
Berdasarkan laporan IDNFinancials.com, proyek ini rencananya mulai beroperasi 10 November 2025, menggunakan dukungan dana dari Patriot Bonds. Pada tahap awal, 10 kota akan menjadi pilot project atau percontohan, sesuai hasil penilaian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyebut langkah ini bukan hanya proyek bisnis, tapi bagian dari tanggung jawab lingkungan.
> “Sepuluh kota pertama akan menjadi prioritas sesuai penilaian Menteri Lingkungan Hidup,” jelas Rosan dalam acara Indonesia International Sustainability Forum pekan lalu.
Beberapa kota yang terpilih antara lain Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, dan Makassar. Berdasarkan data Sistem Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) milik KLHK tahun 2024, kota-kota besar tersebut memiliki volume sampah yang luar biasa tinggi:
Tangerang: 2.187 ton per hari atau 798,4 ribu ton per tahun.
Jakarta: sekitar 1,23 juta ton per tahun, terbesar ke-7 nasional.
Bandung: 1.496 ton per hari atau 546 ribu ton per tahun.
Yogyakarta: 601 ton per hari atau 219 ribu ton per tahun.
Semarang: 1.189 ton per hari atau 434 ribu ton per tahun.
Surabaya: 1.810 ton per hari atau 660 ribu ton per tahun.
Bali: sekitar 1,25 juta ton per tahun.
Makassar: 1.064 ton per hari atau 388 ribu ton per tahun.
Angka tersebut memperlihatkan potensi besar untuk mengubah tumpukan sampah menjadi sumber energi listrik terbarukan. Dengan penerapan teknologi Waste-to-Energy, sampah yang selama ini menjadi masalah bisa berubah jadi peluang ekonomi dan energi berkelanjutan.
Rosan menegaskan bahwa Danantara terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk investor lokal dan pemerintah daerah, agar proyek ini bisa berjalan efektif.
“Kami akan membuka proses lelang secara transparan agar semua pihak bisa ikut berkontribusi,” tambahnya.
Jika semua berjalan sesuai rencana, proyek ini bukan cuma menyelesaikan persoalan sampah, tapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam transisi menuju energi hijau dan ekonomi berkelanjutan. Dengan sinergi dan teknologi tepat guna, tumpukan sampah yang dulunya dianggap masalah kini berpotensi jadi sumber daya masa depan bagi bangsa.










VIDEO
