
Palemahan.com- PT Semen Jawa, afiliasi dari SCG, resmi meluncurkan fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) di Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPSA) Cimenteng, Kabupaten Sukabumi. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi bersama antara perusahaan dan pemerintah daerah untuk menghadirkan solusi sampah modern dan mendukung visi hijau inklusif perusahaan.
Warit Jintanawan, Country Director SCG Indonesia, menyatakan bahwa RDF menjadi wujud nyata dari komitmen SCG terhadap pertumbuhan hijau yang inklusif. Teknologi ini diharapkan mampu mempercepat transformasi kawasan menuju lingkungan rendah karbon serta memperluas pemanfaatan energi terbarukan di sektor industri .
Menurut Peramas Wajananawat, Presiden Direktur PT Semen Jawa, pembangunan fasilitas RDF ini menerapkan prinsip ESG 4 Plus dan mendukung target net zero emission tahun 2050. Ia juga menambahkan bahwa pengalaman SCG selama lebih dari satu dekade dalam mengelola RDF di Thailand akan membawa dampak positif baik bagi lingkungan maupun ekonomi lokal .
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa fasilitas RDF di Sukabumi adalah “Jawaban nyata atas krisis sampah” di daerah tersebut. Ia menyebutkan bahwa saat ini penanganan sampah nasional sangat terbatas—kurang dari 4%—sehingga teknologi RDF hadir sebagai solusi cepat, efisien, dan ekonomi untuk mengatasi beban TPA Cimenteng .
Lebih lanjut, menurut data resmi KemenLH/BPLH, fasilitas RDF di Sukabumi mampu memproses hingga 333 ton sampah per hari, yang kemudian diubah menjadi bahan bakar alternatif untuk industri semen sebagai pengganti bahan bakar fosil .
“Sampai hari ini, timbunan sampah nasional kita mencapai angka 56,6 juta ton. Dari angka tersebut, hanya 10–14 persen yang berhasil dikelola, sisanya mencemari lingkungan atau menumpuk di TPA” tandas Mentri Hanif.(red)
SUMBER : KEMENLH