Tangerang, 4 Agustus 2025 – Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, melakukan kunjungan kerja ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatake, Jatiuwung, Kota Tangerang. Kunjungan ini merupakan dukungan nyata terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu prioritas nasional dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang mengedepankan pemenuhan gizi anak melalui kolaborasi lintas sektor dan berlandaskan prinsip keberlanjutan lingkungan.
SPPG Jatake menjadi percontohan pengelolaan sampah berbasis kawasan dengan melibatkan masyarakat, pelaku usaha, serta penggunaan teknologi sederhana seperti komposting, bank sampah, dan RDF skala kecil. Berdiri di lahan seluas sekitar 2.000 m², fasilitas ini mampu mengolah 10–15 ton sampah per hari, sekaligus menekan volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga lebih dari 30 persen.
Hanif menegaskan bahwa keberhasilan MBG tidak hanya diukur dari aspek pemenuhan gizi, tetapi juga dari efektivitas pengelolaan sampah yang ditimbulkannya. Ia menyoroti pentingnya pengurangan sampah makanan (food waste), penggunaan wadah guna ulang untuk mengurangi limbah kemasan sekali pakai, dan edukasi konsumsi berkelanjutan agar makanan tidak terbuang. Hal ini sejalan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk mencapai pengelolaan sampah 100 persen pada 2029.
“Kualitas makanan bergizi sangat bergantung pada ketersediaan pangan sehat, lingkungan bersih, air layak, dan udara bebas polusi. Program MBG adalah investasi masa depan bangsa yang harus ramah lingkungan,” ujar Hanif.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor seperti yang dilakukan SPPG Jatake perlu direplikasi di berbagai daerah untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah terpadu sekaligus memperluas literasi lingkungan. Dalam kunjungannya ke SMP Negeri 8 Tangerang dan SMK Yapinktek Tangerang, ia melihat langsung bagaimana sekolah mampu membentuk perilaku ramah lingkungan, seperti membawa bekal sehat, memilah sampah, hingga mengolah limbah organik.
Wali Kota Tangerang, Sachrudin, yang turut mendampingi, menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung keberlanjutan program.
“Pemkot akan memastikan fasilitas, pendampingan, dan dukungan teknis agar manfaatnya dirasakan luas oleh masyarakat,” ungkapnya.
Kunjungan ini sekaligus menjadi ajang penguatan koordinasi pusat dan daerah dalam menyelaraskan MBG dengan agenda nasional di bidang lingkungan hidup. Melalui dialog dengan warga, guru, dan siswa, KLH/BPLH juga menyerap masukan lapangan untuk memperkuat kebijakan pengelolaan sampah yang mendukung ketahanan gizi.
Menutup rangkaian agenda, Hanif mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif.
“Mari kita satukan gizi, lingkungan, dan masa depan anak-anak Indonesia. Dengan sinergi lintas sektor, kita bisa membangun Indonesia yang sehat, kuat, dan lestari,” tegasnya.
Program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar penyediaan makanan sehat bagi anak-anak dan keluarga rentan, tetapi juga menjadi gerakan nasional untuk mengubah perilaku menuju pola hidup sehat dan ramah lingkungan. Dengan mengintegrasikan ketahanan gizi dan pengelolaan sampah yang efektif, program ini menjadi pilar penting menuju visi Indonesia Emas 2045.