Palemahan.com- Pagi itu, suasana bantaran Kali Surabaya tampak berbeda. Riuh suara anak-anak, remaja, orang tua, hingga relawan dari berbagai organisasi lingkungan bercampur dengan gemericik air sungai. Mereka bukan sekadar berkumpul, melainkan bergerak bersama dalam semangat menjaga kelestarian lingkungan lewat kegiatan World Cleanup Day yang digelar oleh PKBM Budi Utama, Minggu (21/9).
Sekitar seratus orang hadir. Ada siswa Kejar Paket A, B, dan C, orang tua, tutor, BPBD Jatim, Garda Lingkungan, Konsorsium Lingkungan Hidup, hingga masyarakat bantaran sungai. Dengan kantong sampah, sarung tangan, dan peralatan sederhana, mereka menyusuri tepian, mengangkat eceng gondok, hingga memungut sampah kayu dan plastik yang menumpuk.
Ketua PKBM Budi Utama, Imam Rochani, menuturkan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremoni, tetapi momentum penting untuk mengajarkan generasi muda mencintai lingkungannya. “Anak-anak belajar langsung tentang ekosistem, biotik dan abiotik, serta bagaimana menjaga sungai agar tidak tercemar. Meski World Cleanup Day jatuh pada 20 September, kami memilih 21 September agar anak-anak punya lebih banyak waktu karena hari libur. Harapan kami, mereka tumbuh dengan rasa memiliki terhadap sungai, yang menjadi sumber kehidupan,” ujarnya.
Di antara para peserta, wajah penuh semangat tampak dari Nadina Rizky Tyastuti (21), siswa Kejar Paket C. Dengan tangan yang masih kotor lumpur, ia tersenyum sambil bercerita, “Seru ikut kegiatannya. Dari luar kelihatan sungai bersih, tapi begitu kita masuk, ternyata banyak sampah. Jangan sampai kita buang sampah sembarangan lagi. Saya berharap kegiatan seperti ini ada terus,” ujarnya.
Hal senada dirasakan orang tua murid. Walqis, yang mendampingi putrinya Tabina (9), menilai kegiatan ini memberi pengalaman berharga. “Anak-anak jadi tahu pentingnya menjaga kebersihan air sungai, karena banyak orang menggunakannya. Dari kecil mereka dilatih bersih-bersih, jadi terbiasa peduli lingkungan. Bagus kalau kegiatan seperti ini sering diadakan,” katanya.
Keterlibatan berbagai pihak membuat suasana semakin hidup. Tutor IPA Paket B, Anang Hermawan, memanfaatkan momen ini sebagai kelas terbuka. “Ini seperti laboratorium alam. Siswa bisa langsung melihat komponen biotik dan abiotik di sungai. Antusiasme mereka luar biasa karena belajar sambil praktek. Saya berharap pembelajaran luar ruangan seperti ini bisa berlanjut, tidak hanya untuk IPA, tapi juga bidang lain,” jelasnya.
Dukungan penuh juga datang dari BPBD Jatim. Gatot, perwakilan BPBD, menegaskan bahwa menjaga sungai merupakan bagian dari upaya pencegahan bencana. “Kami siapkan peralatan, termasuk perahu karet dan perlengkapan keselamatan. Kalau sungai bersih, aliran lancar, risiko banjir bisa ditekan. Kegiatan seperti ini sebaiknya dilakukan kontinu,” katanya.
Koordinator Garda Lingkungan Jatim, Didik Harimuko, menambahkan pentingnya melibatkan masyarakat bantaran sungai sebagai garda terdepan. “Mereka yang sehari-hari hidup di sekitar sungai harus menjadi teladan dalam menjaga kebersihan. Lewat kegiatan ini, anak-anak generasi penerus belajar bersikap arif terhadap lingkungan. Kali Surabaya ini satu-satunya sumber air baku warga kota, jadi harus dijaga. Harapan kami, kesadaran ini dibawa pulang, digetok-tular ke masyarakat lain, dan dipraktikkan setiap hari,” pesannya.
Hari itu, bukan hanya tumpukan sampah yang berhasil diangkat, melainkan juga semangat kebersamaan yang semakin kuat. Sungai yang lebih bersih menjadi saksi bahwa upaya kecil bisa berarti besar bila dilakukan bersama. World Cleanup Day bersama PKBM Budi Utama pun meninggalkan kesan mendalam bahwa menjaga sungai bukan pekerjaan sekali waktu, melainkan komitmen jangka panjang untuk generasi mendatang.
Sumber : indrapura.id